Kita kadang terlalu takut untuk keluar dari zona nyaman,
ngasih kesempatan sama diri sendiri buat kenal sama yang namanya rasa sakit,
dan entah saya kembali ke zona nyaman atau tidak tapi yang jelas ketika memutuskan untuk pergi meninggalkan adik2 saya untuk bekerja dan kembali bersama nenek saya itu adalah keputusan yang dilematis,
Bukan ingin melupakan tapi ketika saya dihadapkan pada kenyataan bahwa saya sudah tidak punya tempat untuk bergantung saya harus berdiri diatas kaki saya sendiri minimal mencukupi diri sendiri tanpa harus meminta kepada orang lain.
Banyak setelah ini yang menganggap keputusan saya ini menjadikan amanah yang saya emban selama beberapa tahun terlihat saya tinggalkan, terkesan melupakan dan tidak peduli.
Hal berat ketika meninggalkan adik2 saya yang masih dudk dibangku sekolah berangkat pulang ke rumah kehujanan,kepanasan dan terpaksa dewasa sebelum waktunya. Membayangkan bahwa mereka akan berdua di rumah menunggu ibunya pulang mengajar sampai sore.
Hal berat,hal yang tidak mudah. Tapi kenapa banyak yang memusuhi?. Pernah mereka tau bagaimana sakitnya diam tanpa berbagi, diam di acuhkan, diam hanya diam.
Saya hanya ingin membahagiakan tanpa bergantung lagi pada siapapun. Hidup berbagi dengan adik2 saya juga terutama nenek saya.
Ini keluhan?
Mungkin lebih tepat disebut isi hati.
Bersyukur?
Sangat teramat bersyukur, alloh masih memberi rejeki
Banyakyang tidak seberuntung saya dan saya sangat bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar