bunaken

bunaken
beautifuuuuuuuuul

Senin, 18 Juni 2012

Membaca,sedekah dan bersyukur

Hari ini seperti sebuah peringatan buat saya. Kegagalan demi kegagalan, kekhawatiran demi kekhawatiran dalam diri saya seolah muncul terlalu kencang malam tadi. "Galau Skripsi??",Bukan. Tapi akan jadi apa saya kelak? bisa kah saya membahagiakan minimal diri saya,adik2 saya dan terutama nenek saya. Berfikir, punya bekal apa saya kelak untuk dapat mendapatkan apa yang saya inginkan?tidak cukup dengan keinginan bukan?. Allohuakbar, tenangkan hati dan fikiran hamba,beri hamba kesehatan,kesabaran dan tentunya ketenangan.

Pagi ini setelah semua pekerjaan rumah saya selesaikan, saya ambil laptop,buku teori akuntansi, dan flashdisk dkk. Sejujurnya kekhawatiran datang sekali lagi tapi belum terlalu saya tanggapi, sampai pada keinginan saya (sejujurnya keterpaksaan :D) untuk membuka buku teori akuntansi, kebetulan tugas besok deadline.

Tugas hal 314, waw takjub, dibuku teori akuntansi ada artikel mengenai dua ustadz yang benar-benar saya kagumi, KH Abdullah Gymnastiar dan Ustadz Yusuf Mansur. Kurang lebih artikel tersebut mengutip dakwah aa gym mengenai Alat ukur keuntungan dan sedekah di panggung dakwah milik ustadz yusuf mansur.

Menangis,jujur saya masih sangat jauh sebagai muslim yang baik, 2 artikel tersebut menjelaskan bahwa keuntungan tidak hanya berbentuk uang. keuntungan adalah ketika kita bisa membahagiakan orang lain, keuntungan adalah ketika kita mendapat ilmu yang dapat bermanfaat, keuntungan adalah ketika kita dapat menjalin silaturahmi dibawah keterbatasan.

dan artikel kedua mengenai sedekah oleh ustadz yusuf mansur. Saya entah mengapa sanagt kagum dengan pembawaan ustadz yusuf mansur, cara beliau mengingatkan kita mengenai keutamaan sedekah, solawat selalu saya jadikan tuntunan. intinya artikel ini mengajak kita untuk selalu bersedekah, "ustadz yusuf mansur berkali-kali mengingtakan bahwa sedekah adalah solusi berbagai kebuntuan spiritual juga finansial".

Betapa berdosanya saya,betapa kufur nikmatnya saya,betapa tiudak bersyukurnya saya, sangatlah jauh saya hal tersebut.

Nenek saya selalu berbagi walaupun sedikit dan itu terbukti, banyak orang yang menyayangi dan menjaga beliau karena memang benar pahala itu tidak hanya berbentuk harta tapi bisa juga dalam bentuk kasih sayang orang lain.

Ini hanya untuk berbagi, betapa harusnya kita bersedekah karena sebagian harta kita juga ada hak anak yatim,keluarga2 tidak  mampu. Jadi mari kita sama2 memohon ampun, mungkinsegala kegagalan kita karena kita kurang bersyuklur,kurang bersedekah,kurang bersholawat,menyakiti hati orang tua maupun orang2 di sekitar kita,atau jug mungkin karena perkataan yang keluar dari mulut kita yang dapat menyakiti orang lain.

Minggu, 03 Juni 2012

Akuntansi, Kemiskinan dan Inflasi


Akuntansi, Kemiskinan dan Inflasi

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomia agar   mampu   menciptaka lapanga kerja   da menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.
Kemiskinan adalah suatu situasi dimana pendapatan tahunan individu disuatu kawasan tidak memenuhi standar pengeluaran minimum yang di butuhkan individu untuk dapat hidup layak dikawasan tersebut. Individu yang hidup  dibawah  standar  pengeluaran  minimum  tersebut  tergolong  miskin. ketika perekonomian berkembang di suatu kawasan, terdapat lebih banyak pendapatn untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik diantara
penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain secara  teoritis  pertumbuhan  ekonomi  memainkan  peranapenting  dalamengatasi masalah penurunan kemiskinan.

           Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orantidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagakebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Dalam arti sempit, kemiskinadipahami  sebagai  keadaan  kekurangan  uang  dan  baranuntuk  menjamin kelangsungan   hidup.   Dalam   arti   luas,   kemiskinan  adalah  suatu intergrateconcept  yang  memiliki  lima  dimensi,  yaitu:  1)  kemiskinan  (proper),  2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (stateof   emergency)4)   ketergantungan   (dependence),   da5)   keterasinga(isolation) baik secara geografis maupun sosiologis. Menurut BPS (2011), daBPS dan Word Bank, 2007 seseorang masuk dalam kriteria miskin jika pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan.
















Tingkat  kemiskinan  di  Indonesia  pada  periode  tahun  2002  hingga tahun 2010 mengalami kecenderungan yang menurun, seperti terlihat pada Gambar 1.1. diatas. Pada periode tahun 2002 sampai 2005 tingkat kemiskinan penurunan dari sebesar 18,2% pada tahun 2005 menjadi 15,9% pada tahun
2005.  Namun  di  tahun  2006  kenaikan  tingkat  kemiskinan  relatif  tinggi menjadi 17,8%; hal ini dikarenakan harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut  naik tinggi,  yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,95 %, akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada disekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin. Terjadi penurunan tingkat kemiskinan yang cukup signifikan pada periode tahun 2006 hingga 2010, dari 17,8% di tahun 2006 menjadi 13,3 % di tahun 2010 (BPS, 2011).
Penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Ketiga, kemiskinan, muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Usaha pemerintah dalam  penanggulangan  masalah  kemiskinasangatlah  serius.  Pemerintah sudah  melakukan  berbagai  macam  program  penanggulangan  kemiskinaantara lain IDT (Inpres Desa Tertinggal), P2SDT, PPK, P2KP, PDMDKE, PARUL dan PESM .
 Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern   seperti   jasa   yang   padat   modal.

Perekonomian  saat  ini  sudah  semakin  pulih,  yang  di  tunjukkan semakin membaiknya kondisi makro ekonomi nasional, namun masih banyak permasalahan permasalahan mendasar tentang belum tertangani secara berarti.masala relatif   tingginy angka   kemiskina merupaka masalah kritikal yang memerlukan perhatian khusus. Beberapa tahun terakhir,jumlah penduduk miskin menunjukkan peningkatan, yang di karenakan belum optimalnya pertumbuhan ekonomi.selama beberapa tahun terakhir terjadi kesenjangan yang signifikan antara desa dan kota, dimana tingkat kemiskinan didesa selalu lebih besar dari kemiskinan di kota relatif persistennya kemiskinan  di  pedesaan  berarti  bahwa pertumbuhaekonomi  yang terjadi belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Gambar  disamping menunjukkan  bahwa  tahun  2004  laju  pertumbuhan ekonomi di  Indonesia mengalami peningkatan  pada tahun 2005  yaitu  dari 2,7% menjadi 4,8%. Tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 2,1%. Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan dari 2,1% menjadi 4.3%, dan selanjutnya pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1,6%. Peningkatan atau penurunan laju pertumbuhan ekonomi ini diikuti dengan kecenderungan penurunan atau peningkatan penduduk miskin dari tahun ke tahun. Jika laju pertumbuhan ekonimi mengalami peningkatan maka tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi mengalami  penurunan  maka akan  diikuti  peningkatan  kemiskinan.  Hal  ini dapat dilihat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhaekonomi mengalami peningkatan dari 2,1% menjadi 4,3%, ini diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan dari 17,8% menjadi 15,4%.
Inflasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus, atau bisa juga disebut gejala ketidakseimbangan antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang dan  jasa  yantersedia,  jumlah  uang  yang  beredar  lebih  besar  dibanding dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kemiskinan merupakan masalah ekonomi global paling mendesak saat ini, terutama di negara-negara berkembang.  Di  Indonesia,  jumlah  orang  miskin  tidak  banyak  berkurang dalam tiga puluh tahun terakhir. Dalam kurun waktu yang panjang teresebut, jelas sekali bahwa pengentasan kemiskinan belum mencapai hasil yang diharapkan. Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnya hambatan dalam struktural dalam perekonomian.
Gambar di samping menunjukkan bahwa dari tahun 2006 ke tahun 2007 inflasi di  Indonesia  mengalami  peningkatan  dari  0,47%  menjadi  6,01%.  Daselanjutnya mengalami penurunan sampai dengan tahun 2009 menjadi 0,78%Tetapi pada tahun 2010 inflasi di Indonesia mengalami kenaikan lagi menjadi 1,12%Tingkamempengaruhi pertumbuhan   ekonomi   dan   inflasi   di tingkat   kesempatan   kerja   yang   pada Indonesi akaakhirny akamempengaruhi pada   tingkat   pengangguran.  
Tingkat   kesempatan   kerja merupakan  rasiantara  jumlah  penduduk  yang  bekerja  terhadap  jumlaangkatan kerja . Nilai rasio kesempatan kerja tersebut dalam pengertian adanya lowongan kerja, tetapi indikator ini dimaskudkauntuk merefleksikan tingkat penyerapan terhadap angkatan kerja.

               Hampir semua negara di dunia ini termasuk indonesia tidak mampu menyediakan  lapangan  kerja  yang  cukup  menampung  angkatan  kerjanyaBukan hanya negara berkembang yang tidak mampu menyediakan lapangan kerja, tetapi juga negara-negara maju. Kurangnya lapangan pekerjaan merupaka masala yang   harus   di   tangani   denga sungguh-sungguh alasannya, bekerja atau tidak bekerjanya seseorang berhubungan langsung dengan kesempatan orang mencari nafkah. Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Semakin  sedikitnya  kesempatan  kerja  maka  akan  meningkatkan pengangguran. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dan jumlah angkatan kerja dalam bentuk presentase. (Indriamadia, 2011).
          Pasca  krisis  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  tahun  2000  sebesa4.92%, ternyata kondisi ini belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang muncul sekitar 2,5 juta setiap, akibatnya  jumlah  pengangguran  meningkat,  sebesar  9,76  juta  orang  tahun 2001-2004. Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran   mengakibatkan   jumlah   penduduk   miskin   belum   dapat diturunkan setelah pasca krisis, tercatat bahwa tahun 2002 penduduk miskin sebesar 38,4 juta jiwa dimana angka ini lebih besar jika dibandingkan sebelum krisis, yaitu sebesar 34,5 juta jiwa pada tahun 1996 (BPS, 2002).


Criswardani Suryawati, 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. http://www.jmpk-online.net/Volume_8/Vol_08_No_03_2005.pdf. Diakses tanggal 15 Juni 2011.


Datrini,   Luh Kade. 2009. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kinniskinan di Provinsi Bali. Jurnal Sarathi. Vol. 16 No. 3 Oktober 2009.

Faisal Basri dan Haris Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti. 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008_MAK3.pdf. Diakses tanggal 30 Juni 2011.
Yanti Nurfitrii. 2011.  pengaruh pertumbuhan ekonomi,inflasi dan kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di indonesia tahun 1999-2009.

            

..And the story begin..

..and the story begin..